Lembar menu

Minggu, 20 Oktober 2013

HUBUNGAN PENGEMBANGAN KURIKULUM PADA STRATEGI PEMBELAJARAN

Tahun 2013 merupakan tahun Pemerintahan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan kembali mencanangkan kurikulum baru. Kurikulum ini menjadi kurikulum 2013, dimana sebelumnya Kemendikbud menerapkan sistem KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) terhadap seluruh instansi pendidikan atau sekolah di seluruh Indonesia. Perubahan kurikulum ini bukan hanya terjadi satu atau dua kali ditetapkan, tetapi bahkan telah berkali-kali dilakukan. Bukan hanya terjadi di tahun setelah 1945 atau masa setelah kemerdekaan tetapi juga di masa sebelumnya yakni masa pemerintahan VOC Belanda.

Hal inilah menjadi suatu pemikiran bahwa menerapkan suatu kurikulum pendidikan itu tidaklah mudah. Terutama yang terjadi di Indonesia khususnya. Melihat dari kurikulum di tahun setelah kemerdekaan Indonesia (1945) saja yang mungkin bagi siswa-siswa saat ini telah melewati berbagai periode seperti Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999, Kurikulum 2004, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum 2006, dan terakhir KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) ini. Kemudian selanjutnya, ada kurikulum 2013. Berbagai sebab pun menjadi alasan terjadinya berkali-kali perubahan kurikulum ini.
 


Perubahan-perubahan yang terjadi pada kurikulum pendidikan yang dikelola oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ini karena terus berusaha untuk menetapkan sistem kurikulum yang cocok untuk Indonesia. Terlihat begitu sulitnya untuk menetapkan kurikulum ini. Hal ini tentu saja karena beragamnya kondisi Indonesia. Salah satu hasilnya seperti yang telah disebutkan tadi adalah Kurikulum 2013. Dan untuk masing-masing kurikulum tersebut memiliki tujuan masing-masing yang khusus untuk diterapkan bagi peserta didik. Khususnya untuk Kurikulum 2013 ini yang lebih menekankan pengembangan peserta didik dalam pendidikan yang bersifat akademik menjadi dua bagian, yakni akademik dan karakter.

Dalam kurikulum 2013 ini, perubahan pendidikan yang bersifat akademik ini berubah menjadi pendidikan secara akademik dan pendidikan secara karakter. Bahkan untuk pendidikan secara karakter ini lebih ditekankan terhadap tingkat pendidikan dasar atau TK dan SD. Hal ini terjadi karena menurut Kemendikbud terkait, karakter merupakan pondasi suatu pendidikan. Untuk itulah dalam pengembangan pendidikan akademik dan karakter ini terjadi pula perubahan dalam strategi pembelajaran. Strategi-strategi pembelajaran ini pun perlu untuk dibenahi agar sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 ini. Karena perubahan kurikulum dan strategi-strategi pembelajaran ini saling berkaitan. Dan dengan menerapkan strategi pembelajaran yang tetap tentu saja keberhasilan perubahan kurikulum pun dapat tercapai.

Strategi pembelajaran ini terdiri dari tiga bagian, yaitu strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran dan strategi pengelolaan pembelajaran. Menurut Reigeluth, Bunderson dan Meril (1977) menyatakan strategi mengorganisasi isi pelajaran disebut sebagai struktural strategi, yang mengacu pada cara untuk membuat urutn dan mensistesis fakata, konsep, prosedur dan prinsisp yang berkaitan. Kemudian, untuk strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Dan terakhir untuk strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara pembelajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya.

Lebih lanjutnya lagi, strategi pembelajaran ini memiliki berbagai istilah, diantaranya metode, pendekatan, teknik atau taktik dalam pembelajaran. Masing-masing metode merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal, metode ini juga merupakan cara yang dapat digunakan untuk melaksanakan strategi, sehingga strategi pembelajaran ini dapat dilaksanakan dengan berbagai metode. Kemudian, ada pendekatan yang merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Pendekatan ini ada dua dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct-instruction), pembelajaran deduktif atau pembelaran ekspositori. Dan untuk pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta pembelajaran induktif. Selanjutnya, teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode. Dan terakhir, taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau metode tertentu dan untuk taktik ini sifatnya individual.
 
Berdasarkan hal itu pulalah, perlu diadakan pemilihan dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Salah satunya adalah dalam menerapakan metode pembelajaran. Metode pembelajaran ini merupakan bagian dari strategi pembelajaran, dimana metode pembelajaran berfungsi sebagai cara menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memeberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran ini seperti, metode ceramah, diskusi, tanya jawab, demonstrasi, penampilan, metode studi mandiri, pembelajaran terprogram, latihan sesama teman, simulasi karyawisata, induksi, deduksi, simulasi, studi kasus, pemecahan masalah, insiden, seminar, bermain peran, proyek, praktikum dan lain-lain. Dan masing-masing metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan tugas gurulah untuk memilih metode-metode pembelajaran tersebut.

Oleh karena itu, dalam pemilihan strategi pembelajaran ini memiliki dasar pemilihannya. Yaitu, dengan menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini memiliki unsur-unsur seperti, Audience (peserta didik), Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situasi), dan Degree (kualitas dan kuantitas hasil belajar). Selanjutnya, menentukan aktivitas dan pengetahuan awal siswa, menentukan integritas bidang studi atau poko bahasan, menentukan alokasi waktu dan sarana penunjang, menentukan jumlah siswa, serta menentukan pengalaman dan kewibawaan pengajar.

Kembali lagi, berdasarkan point-point tersebut tentang strategi pembelajaran dan terutama yang terakhir dasar pemilihan strategi inilah menentukan bagaimana proses kurikulum yang ingin diterapkan. Sehingga untuk strategi pembelajaran ini sangat berhubungan dengan pengembangan kurikulum tersebut. Tanpa adanya strategi pembelajaran yang baik dan tepat, bukan tidak mungkin penerapan kurikulum pun belum tentu tepat. Selain itu, bahkan untuk Kurikulum 2013 berbagai tekanan dalam proses pengembangannya. Seperti, tantangan masa depan, kompetensi masa depan, persepsi masyarakat, fenomena negatif yang mengemuka, dan perkembangan pengetahuan dan pedagogi.

Tekanan-tekanan tersebutlah yang juga dapat menentukan strategi pembelajaran ini. Bahkan, untuk saat ini menurut sumber terkait dalam implementasi kurikulum 2013 dapat dilakukan pendekatan pembelajaran secara scientific atau pendekatan ilmiah. Hal ini karena pendekatan pembelajaran ini dirasa cocok untuk Kurikulum 2013 sekarang. Tetapi, tentu saja Ketentuan tentang Kurikulumlah menentukan. Ketentuan ini berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional terutama dalam Pasal 38 (KTSP), Penjelasan Bagian Umum (KBK), dan Penjelasan Pasal 35 ( lingkup Kompetensi). Dan Kemendikbud yang akan meneliti dan memprosesnya untuk mencapai pendidikan yang baik di Indonesia.

Sumber terkait:
-14-KODE-03-B5-Strategi-Pembelajaran-dan-Pemilihannya.pdf
- Presentation Kurikulum 2013 di SPs UPI (3).pdf
-http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/07/pendekatan-scientific-dalam-implementasi-kurikulum-2013.html(diakses pada tanggal 20 Oktober 2013 pukul 20.00 WIB)